Memahami Masalah Menjadi Berkah


Pada hakekatnya manusia itu tempatnya masalah, kalau manusia tidak punya masalah, apalagi merasa tidak punya masalah, berarti itu manusia bermasalah, hehe...

Namun saya percaya, pembaca buku ini bukan termasuk di dalamnya.

Ada satu contoh, setelah seminar yang lalu, ada ibu-ibu mendekati dengan muka melas dan raut wajah yang terlihat buanyaaak masalah.

Si Ibu itu bertanya, “Coach...saya punya masalah ini, .... blaa-blaaa,  kemudian  saya  jawab,  “iya  Bu  (dalam  hati sudah ketauan dari raut wajahnya hahaha)

“Ada yang bisa dibantu, Bu? Silakan Ibu ceritakan masalahnya apa?

Jadi begini, saya ini sudah 10 tahun benci sama Ibu Mertua saya.

Wow...keren dunk Bu.

Ibu menjawab, “kok keren sih, saya serius Coach”

Saya jawab, “iya Bu, kelihatan kok muka serius Ibu”

Saya balik tanya : “kok bisa sampai 10 tahun benci sama mertua ibu?

Si Ibu dengan lancar menjawab, “jadi gini Coach, waktu itu saya  sama  anak  perempuan  saya  yang  masih  umur  2 tahun main ke rumah Ibu Mertua saya, emang Coach anak saya  rambutnya  jarang-jarang jadi  kepang rambut anak saya jadi 2, pakai karet arah kanan dan kiri, pas sampai di  rumahnya, saya ketok pintu, seraya mengucapkan, “Assalamualaikum...”

Dijawab dan dibuka langsung sama Ibu Mertua saya, mata beliau langsung tertuju ke cucunya, dan dengan gampangnya ucapan yang membuat 10 tahun saya benci itu keluar dari mulutnya:

Ehh... cucu saya kok jelek amat, sih...

Ya ampuuun....

Langsung seperti disambar petir di siang bolong dan menusuk ke hati sanubari paling dalam.

Dan   rasanya   nafas   saya   langsung   sesak   dan   saya menghela  nafas  panjang,  tanpa  mengucapkan  istighfar lagi, langsung kick balik perasaan negatif saya.

Dalam hati berkata, “dasar Ibu Mertua bisanya cuma menghina cucunya aja”.

Dan apa yang terjadi...

10 tahun berlalu jadi benci sama mertua dan selalu terngiang kalau dengar dan ingat kata-kata itu apalagi melihat muka Ibu Mertua saya.

Dan apa yang terjadi selama 10 tahun ???? 

Selalu   dihantui   rasa   benci,   kesal   sehingga   menjadi penyakit hati dan masalah pribadi saya, bahkan sama suami pun saya tidak berani berbicara tentang rasa sakit saya selama 10 tahun itu!

Dapat imbasnya

Benci sama Ibu Mertua

Benci juga sama suami (karena tidak terus terang) Dan benci juga sama anak saya sendiri.

Apa akibatnya, selama menjalani proses kehidupan, baik  aktivitas  bisnis  dan  apapun  selalu  tidak pernah dapat ketenangan.

Karena tidak tahu sebenarnya apa masalahnya???

Tidak sadar rasa benci yang selama ini dipendam itulah masalahnya.

Dan  terus  dipendam.  Pada  akhirnya  kebencian  itu  jadi salah satu Perusak Rezeki yang tidak menjadi berkah.

Bahkan bisnisnya pun mulai lama-lama tidak punya nyawa lagi, drop dan tidak ada gairah dalam menjalankanya.

TERUS APA SOLUSINYA ??? 

Kalau real story di atas adalah masalah kita??? Mau sampai kapan??? Nunggu 10 tahun lagi....

Alhamdulillah atas izin Allah, saya kasih 2 saran dan langsung dikerjakan sama ibu tadi. Dengan kemauan yang kuat mau merubah sikapnya.

Apa yang di lakukan?

  1. Meminta  maaf  pada suami dan terus terang bahwa 10 tahun yang lalu pernah ada yang menyaki- tinya karena ucapan dari mertuanya. Dan malam itu juga langsung komunikasi sama suaminya dan sua- minya langsung minta maaf dan clear.
  2. Besok paginya Ibu itu menemui ibu mertuanya untuk terus terang  menceri- takan   kejadian   10 tahun yang lalu dari ucapan ibu mertuanya membuat sakit hati dan benci, akhirnya ibu mertuanya langsung memeluknya dan ibu tadi juga tidak bisa menahan air mata  dan plong sudah. Terasa tidak ada beban dalam hati dan fikiran lagi.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. Q.S. 'Āli `Imrān : 133.

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” Q.S. 'Āli `Imrān : 134. 


Masha Allah...ternyata Memaafkan itu syarat utama merawat rezeki dan memperlancar rezeki yang selama ini terblock gara-gara sifat bencinya.

Dan atas izin Allah, ajaibnya, ini menjadi penyebab datangnya miracle, besoknya reseller, marketer dan pembeli-pembeli  baru  berdatangan,  orderan makin lancer dan beberapa teman yang selama ini tidak aktif lagi sudah menghubungi dan melakukan penjualan.

Bagaimana perasaan teman-teman ketika posisi sedang membenci, kecewa pada seseorang ???

Membenci   tapi   mendoakan   kebaikan,   dan   perasaan gundah gulana, kesel dan sebagainya. 

Ketika ada orang yang membenci kita, sebenarnya orang itu memberi nasehat kepada kita.

Apalagi  banyak  orang  yang  membenci  berulang  ulang, bukan hanya satu tapi banyak.

Berarti kita sedang diberi nasehat oleh banyak orang. 

Nasehat  itu  bukan  hanya  ucapan-ucapan  baik,  perilaku- perilaku baik, sebenarnya yang membenci itu datangnya dari Allah, Allah memberi nasehat lewat perantara- perantara manusia.


Post a Comment